BARIKADE'98: Pandu Riono Epidemiolog Asbun Tukang Adu Domba
JAKARTA - Untuk kali ke sekian, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono dinilai Asbun alias asal bunyi dan bermain politik adu domba di ruang publik. Kali ini, Pandu mengatakan vaksin gotong royong merupakan ide Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) yang dipimpin Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
"Tidak mungkin itu ide Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin. Siapa dalangnya? Airlangga bersama Erick berdua. Menkes justru ditekan-tekan untuk mengharmonisasi peraturan demi mengakomodasi program vaksin berbayar. Tapi itu bekas bosnya waktu dia jadi Wamen BUMN. Saya udah bilang berkali-kali di twitter, Menkes didesak," ujar Pandu, Rabu (14/7/2021).
Menurut Pandu, KPC-PEN terbukti hanya mengurusi persoalan ekonomi. Ia khawatir lantaran PT Bio Farma (Persero) telanjur membeli vaksin gotong royong. "Tetapi banyak pengusaha yang justru mundur dari program tersebut," ucap Pandu.
Menanggapi pernyataan Pandu yang bernuansa adu domba tersebut, Wakil Ketua Umum (Waketum) bidang Ekonomi Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi 1998 (BARIKADE'98) Julianto Hendro Cahyono menegaskan pernyataan Pandu selalu asal bunyi dan bermotif politik adu domba.
"Sebagai seorang Epidemiolog, dari UI lagi, seharusnya Pandu punya alur berfikir yang lebih sehat, waras, dan mengedepankan nilai-nilai kebersamaan yang universal. Bukannya malah asbun dan mengadu domba yang bisa menimbulkan keresahan di masyarakat," tegas Hendro di Jakarta, Kamis (15/7/2021).
Orang-orang seperti Pandu inilah, yang menurut Hendro, sangat berbahaya. Karena dengan predikat dirinya sebagai epidemiolog dari sebuah kampus ternama, malah justru pernyataan-pernyataannya selalu meresahkan masyarakat.
"Dalam politik adu dombanya, Pandu juga menggunakan cara politik belah bambu. Yang satu diangkat, tapi dengan cara yang satunya lagi diinjak. Terlihat dalam pernyataannya, dia mengangkat Menkes Budi Gunadi tapi menginjak Menko Ekonomi Airlangga dan Menteri BUMN Erick Thohir," ulas Hendro.
Seperti diketahui, lanjut Hendro, dalam beberapa waktu terakhir pernyataan-pernyataan Pandu selalu berseberangan dengan sikap pemerintah. Apapun keputusan yang diambil oleh pemerintah langsung di-counter oleh Pandu dengan logika yang selalu berseberangan.
"Pada Selasa, 13 Oktober 2020, Pandu menyatakan 'Lockdown atau Pembatasan Tak Perburuk Keadaan'. Lalu, pada Jumat, 25 Juni 2021, 'Hentikan Kegiatan, Semua Penduduk Harus Tinggal di Rumah'. Terakhir, pada Rabu, 14 Juli 2021, 'Epidemiolog Saran ke Jokowi, Edukasi Prokes daripada Penyekatan'. Tampak, pernyataan-pernyataan Pandu selalu asal bunyi karena asal beda dengan pemerintah," pungkas Hendro. (nbh)
15 Jul 2021
Share
Recent Comments
No comments
Leave a Comment