BARIKADE'98: Tangkap Pelaku dan Dalang Kerusuhan Tasikmalaya!
PERS RELEASE
JAKARTA - Barisan Rakyat Indonesia Kawal Demokrasi 1998 (BARIKADE'98) mengutuk keras peristiwa aksi unjuk rasa yang meminta Rizieq Shihab (RS) dibebaskan dan berakhir rusuh di depan Kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (12/7/3/2021).
Penegasan itu disampaikan Ketua Bidang Politik dan Pertahanan Keamanan DPN Barikade'98 Hengki Irawan di Jakarta, Selasa (13/7/2021).
"Selain mengutuk keras peristiwa kerusuhan (di Tasikmalaya) tersebut, kami juga meminta aparat keamanan menangkap dan memproses hukum para pelaku dan provokator di lapangan maupun otak, dalang, serta aktor intelektual di belakangnya," tegas Hengki.
Peristiwa yang jelas-jelas melawan hukum dan anarchys ini, menurut Hengki, tidak boleh dibiarkan. Karena, proses hukum RS sudah berjalan dan melalui prosedur hukum formal yang mengikat.
"Tidak boleh ada sekelompok orang yang menggunakan pressure massa untuk mengubah hasil keputusan hukum. Negara ini dibangun berdasarkan hukum, bukan politik. Karena itu, negara tidak boleh kalah," tegas Hengki.
Terpisah, Ketua DPD Jawa Barat BARIKADE'98 Boedy Hermansyah menjelaskan, selain melawan hukum, aksi unjuk rasa yang meminta RS dibebaskan ini sudah menciderai demokrasi karena sarat dengan muatan politis kelompok kepentingan berjubah agama yang anti Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).
"Karena itu, kami dari BARIKADE'98 mengimbau rakyat Indonesia untuk tetap bersatu, bergandengan tangan, bahu membahu, gotong royong, menjaga bangsa yang besar ini untuk tetap berjalan pada rel seperti yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini, Pancasila dan NKRI harga mati! tegas Boeher, sapaan akrabnya, di Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/7/2021).
Belakangan ini, menurut Boeher, eskalasi suhu politik meningkat. Sepertinya memang ada yang sengaja mendesain agar terjadi konflik di tengah masyarakat.
"Sudah pasti ada aktor intelektual di belakang semua kegaduhan, kekisruhan dan kerusuhan ini. Tujuannya, untuk menjatuhkan kewibawaan Presiden Jokowi di mata rakyatnya," pungkas Boeher.
Seperti diketahui, sekelompok pengunjukrasa yang meminta RS dibebaskan di depan Kantor Kejari Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jabar, berakhir rusuh dengan melempari petugas Kepolisian, Senin (12/7/2021).
Akibatnya, 3 mobil dinas Polres Tasikmalaya dirusak. Kantor Kejari Singaparna dilempari batu dan seorang polisi mengalami luka di bagian tangan.
Sebanyak 31 pengunjukrasa telah diamankan Kepolisian dan sampai sekarang masih menjalani pemeriksaan oleh petugas Satuan Reserse Kriminal Polres Tasikmalaya. (nbh)
13 Jul 2021
Share
Recent Comments
No comments
Leave a Comment